Macam Macam Kekurangan Programmer Baru Dan Pemula Saat Ini, Apakah Kamu Masuk Diantaranya?
Perguruan Tinggi dan Sekolah Menengah Kejuruan sebagai salah satunya saluran paling besar penyedia kemampuan programmer untuk industri. Harusnya, orang yang telah nyemplung di kuliah/sekolah Informatika mempunyai passion yang kuat untuk berkarier sebagai programmer. Hingga keperluan knowladge-worker (programmer) di industri pengembang perangkat lunak terpenuhi. Realitaya tidak begitu, mungkin hanya sepuluh persen saja dari beberapa kumpulan mahasiswa yang betulan passionate programming. Rekan-rekan pelaku industri juga kewalahan mendapatkan programmer.
Ini pemikiran saya lho ya, yang kebenaran saya lihat. Kecenderungannya semacam itu. Saya tidak punya data empiris, cuma suara desas desus saja selama berhubungan dengan rekan-rekan pelaku industri. Jika Kamu merasakan hal yang sama sesuai di atas lapangan, tolong di highlight pengakuan ini : "ya! saya setuju dengan peristiwa ini!"
Terlepas dari peristiwa di atas, sebagai pelaku industri digital saya mengadakan open rekrutmen berulang-kali. Alurnya simpel, untuk memperoleh beberapa tiga calon karena itu minimal ada minimum 30 orang datang mengikuti interview. Menariknya, saya dapati beberapa realita unik yang menyebabkan calon programmer ter-eleminasi. Berikut lima hal yang membuat Kamu (programmer) tereleminasi secara alami.
- Tidak punya portofolio Baiknya lulus dulu dengan IPK berapa saja baru bekerja, agar konsentrasi. Tanda lulus diperlihatkan dengan ijazah. Baiknya begitu. Tetapi realitaya, yang telah luluspun rupanya tidak siap kerja. Modal kemampuan dan pengetahuanmu belum cukup buat dibawa berlari cepat dalam industri pembuatan software. Salah satu indikator yang kami jadikan dasar ialah portofolio. Seamcam daftar proyek atau pengalaman apa yang sempat kamu lakukan berkaitan dengan pembuatan software. Pada akhirnya kami lebih mempertimbangkan portofolio dibanding Ijazah. Tidak jadi masalah Anda ber-ipk 4 atau 2,5 selama portofolio-nya relevan, Kamu masih tetap berharga. Bahkan juga, ekstrimnya kembali, untuk memulai karier sebagai programmer Kamu tak perlu menanti ijazah dahulu, selama bisa kolaboratif dan memiliki komitmen untuk bekerja di antara waktu kuliah Kamu.
- Bingung antara teknologi frontend , backend atau mobile Pada perubahan tehnologi web modern, sengaja dibagi di antara tampilan web dan databasenya. Bahkan juga ada tehnologi tambahan untuk menjembatani di antara tampilan web dan database, yang disebutkan dengan API web servis. Sayang tehnologi semacam ini belum dikatakan secara masif lewat aktivitas belajar di Universitas/Sekolahan. Kemungkinan salah satu yang diberikan ialah pemrograman PHP yang ada tag HTML dan query-nya. Tumplek blek menjadi satu. Jika kurang setuju dengan statement di atas, jangan di Highlight ya.
- Tidak pernah menggunakan VCS (contoh Git) Kunci sukses sebuah produk digital (software) ialah tim behind it. Bicarakan tim, tidak lari jauh dari kerjasama. Zaman now, kerjasama dalam membuat software bisa dilakukan benar-benar mudah dengan manfaatkan VCS seperti Git. Sayang, cukup banyak beberapa pelamar tugas prorammer yang belum familiar dengan VCS. Biasanya, beralasan di universitas tidak diajari Git oleh dosennya.
- Tidak bergabung dalam komunitas-komunitas programmer Ada kesenjangan pengetahuan dan keterampilan di antara industri dengan universitas, menyebabkan komunitas-komunitas pemrograman tumbuh cepat. Ada komunitas PHP Indonesia, KotlinID, JVM dan banyak yang bisa kamu jumpai di facebook atau telegram. Dalam komunitas ini, semangat yang dibuat ialah sama-sama berbagi pengalaman sampai problem solving. Tingkat pengetahuan anggotanya benar-benar variasi dimulai dari benar-benar newbie sampai expert. Semua berhubungan dengan hangat. Alurnya makin kelihatan jelas, dengan bergabung dan berinteraksi dalam komunitas ini, mayoritas orang condong mempunyai wawasan lebih luas dan mempunyai kekuatan sama-sama menghargai. Atau minimal, mempunyai saluran yang pas jika alami kesulitan selama bekerja. Juga bisa bergabung dalam channel telegram Programmer Life Indonesia, agar kamu dilihat mempunyai sebuah added value.
- Meminta Upah Yang Besar Memang benar, programmer ahli itu upahnya relatif besar apa lagi di perusahaan pengembang software tingkat International. Range upahnya dapat sampai 10-25juta atau lebih. Fresh graduate juga relatif tinggi, di antara 2-10 juta (mungkin saja lebih). Apa lagi freelance programmer, dapat gunakan dolar upahnya. Berapa besar salary yang kamu peroleh tergantung dengan tingkat keterampilanmu dan background perusahaan. Satu perihal yang penting jadi perhatian, yang perlu sadar diri saat lakukan negosiasi salary. Kenyataannya, beberapa orang yang belum berpengalaman meminta standard upah relatif tinggi. Tahu diri dong.
Mungkin beberapa poin yang saya sampaikan sangat relevan dengan lingkungan kerja Kamu atau minimal memberikan wawasan baru untuk Kamu calon programmer. Jika kamu mendapat manfatanya dari artikel yang saya tulis ini, bisa di sebarkan sebanyak-banyaknya, memberikan highlight, bookmark atau bahkan juga clap. Teriumakasih!